Minggu, Oktober 07, 2012

Manila.... Oh.... Manila..... (part 5 - the end)

Badai...... pasti berlalu....... dan aku setuju.....

Benar kata kak Katty Pery dilagu Firework-nya: 'after a hurricane,,,,, comes a rainbow....'. Manila cemerlang pagi itu. Aku bangun dengan gembira. Para penghuni Hostel lain juga keliatan lebih semangat setelah seharian terkurung. Sarapan (yang harus dibikin dan diambil sendiri) sudah disediakan El di pantry. Ada berbagai roti semisal tawar, gandum, gandum import, gandum lokal disajikan disana, lengkap dengan 5 macam selai yang nyummy. Kalo mau, kita juga bisa toast sebentar rotinya, soalnya.... tiap2 Hostel biasanya udah menyediakan keperluan sarapan ala western di dapurnya. Kita juga bisa buat kopi atau teh celup gratis bahkan mungkin 'teh talua' disana (repot aja ngocok telornya ya....). Persyaratan tidak tertulis yang musti dilakukan setelah sarapan oleh tiap traveler adalah mencuci piring sendiri. Yap, ketika lu traveling sekalipun, lu bakal diajarin bagaimana cara menghargai orang lain semisal mencuci piring (yang abis lu pakai) sendiri sehabis makan. Itulah salah satu bedanya Hostel dengan Hotel. Selain jauh lebih murah, kita juga bisa berbaur dengan backpacker asing yang punya visi yang sama, yaitu.... keliling dunia gak pake mahal. Dan rata2, backpacker bule itu jauh lebih ramah dan menyenangkan diajak ngobrol bahkan suka sok akrab ketika tau kalo kita dari Indonesia. Kenapa??? Persepsi aku adalah karena rata2 bagi backpacker asing yang pernah aku temui, Indonesia adalah negara tujuan backpacker paling populer sekaligus yang lumayan sulit (dan sangat menantang) untuk di jelajah. Indonesia gak semelulu gampang di tempuh semisal ke Bangkok atau Manila. Beberapa bule ngaku pengen banget ke Raja Ampat atau ke Toraja, tapi mereka minim informasi. Beberapa lainnya juga bilang moda transportasi di Indo cukup complicated, ditambah lagi Indonesia adalah negara paling luas di Asia Tenggara. Cobalah ke Singapura.... disana ada MRT. Ke Malaysia.... ada KTM atau LRT, juga ada Monorail. Ke Manila, juga ada LRT dan Jeepney. Indonesia sih punya juta kereta api, tapi untuk orang Indonesia sendiri aja kurang nyaman, apalagi untuk pelancong. Juga, beberapa spot yang harusnya dikembangkan jadi tempat pariwisata belum dikelola secara benar oleh pemerintah dan Pemda. Padahal, Indonesia is a beautiful city loh... (kata Nadine.... *haaaaks..)

Selesai sarapan, Benny udah nongol pake celana pendek santai dan kaos biru + payung yang dia bilang sengaja dibawa karena seharian dijamin Manila bakalan terik (hey Beeen,,,, apa kabar Pekanbaru..........). Dan betul aja....... Manila siang itu terik banget.... sampe kulit berasa Sunburn... kata Benny, itu karena Manila adalah kota yang berada di tepi laut.

Agenda Benny adalah..... dari Hostel ku dikawasan Malate, kita ke Rizal Park yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Awalnya Benny ngajak naik Jeepney atau taxi, karena mengingat pengiritan, jadilah aku paksa dia jalan kaki aja, sekalian ngeles pengen ngerasain suasana pagi (after thypoon) di sana.

Rizal Park adalah taman di tengah kota Manila yang gedeeeeeee banget. Disana ada Rizal Monumen, semacam tugu yang mengenang perjuangan pahlawan nasional Jose Rizal. Jose Rizal disebut pahlawan karena perjuangannya melawan penjajah sampai akhirnya beliau di hukum mati. Menariknya, semakin dalam kita masuk ke Rizal Park, kita bakal ketemu jejak-jejak kaki rizal (dioarama kematian) yang menggiring kita dari selnya sampai ke tempat dia di eksekusi. Benny bilang, too many drama's in Manila..... (mungkin karena dia orang lokal, dia menganggap penggambaran jejak kaki itu sebagai sesuatu yang berlebihan....)

Makin masuk kedalam, kita bakal ketemu banyak patung pahlawan2 Filipina disana. Salah satunya pahlawan nasional yang namanya Lapu-lapu. Lapu-lapu dijuluki Datu atau Datuk karena perjuangannya melawan bangsa Spanyol waktu jaman penjajahan bergaung sampe luar Filipina, yaitu Indonesia dan Malaysia. Selain sebagai pahlawan nasional pertama, Beliau juga seorang muslim. Dan disini, aku baru ngerasa kalo Indonesia dan Filipina dulunya adalah bangsa yang satu tanpa batas seperti sekarang. Mungkin itu yang dulu disebut Patih Gajah Mada sebagai sesuatu yang disebut Nusantara. We are Family!!!!

Jauh makin kedalam, kita bakal ngelewati semacam taman yang disebut Japanese Garden. Japanese Garden, dibuat sebagai tanda persahabatan Filipina dan Jepang. Disana ada banyak tanaman khas Jepang seperti Sakura, yang kata Benny kalau bunganya mekar suka ada festival yang dibuat disana. Kalau kita ngeliat ke arah depannya, kita bakal ngeliat beberapa gedung yang sekerang difungsikan sebagai museum. Salah satunya Museum Of the Filipino People atau Museum Rakyat. Benny bilang, dia cuma sekali masuk kesana dulu waktu karya wisata jaman sekolah.

Hari yang terik tadi tiba2 gerimis, gerimisnya lama2 bikin basah. Kita pun 'terpaksa' berteduh melipir ke Museum Rakyat Filipina. Benny yang tadinya ogah2an, akhirnya pasrah pas aku ajak buat masuk ke Museum sambil nunggu gerimis reda. Benny bilang, Museum ini gratis untuk pinoy dan harusnya aku yang berwajah pinoy ini juga gratis. Jadilah aku berpura2 jadi pinoy. Tapi, karcisnya ternyata cuma 100 apa 200 Peso-an (gak nyampe 5000-an Rupiah). Jadilah aku menjelma jadi turis yang baik dengan ngebayar karcisnya dengan alasan untuk koleksi,,,,

Didalam Museum sebenarnya gak beda jauh dengan Museum2 sejarah pada umumnya. Disana diceritakan perkembangan peradaban manusia di Filipina dari jaman prasejarah sampe sekarang. Ada juga sedikit ngebawa2 Indonesia disana. Pokoknya, disana digambarkan bahwa orang Filipina punya kekerabatan yang kuat dengan orang2 Indonesia. Bahkan ada beberapa wilayah di Filipina yang kosa katanya mirip dengan Bahasa Indonesia, walau dengan aksen pengucapan yang berbeda semisal, Payung disebut Payong atau Hujan disebut Ulan. Yang jelas,,,,, kalo isi museum aku ceritain semua disini, mungkin aku bakal dapat Nobel dari pemerintah sana. Maka, kita skip bagian Museum.


courtesy of lawstude.net

Lepas dari Museum, Benny masih semangat buat nge-guide aku walau musti jalan lagi demi mencapai Intramuros. Ini adalah tempat yang digadang2 menjadi tempat yang paling Europe di Manila. Hampir semua travel guide bakal nyaranin kita kesana. Intramuros sebenarnya Kota didalam Kota.... nah lo......... Benny bilang, dulunya Intramuros dibuat hanya untuk ditempati orang2 Spanyol. Orang lokal dan keturunan China sama sekali dilarang masuk kesana kecuali pada acara tertentu. Didalam ada banyak bangunan semacam bangunan gereja, gedung pemerintahan, kediaman2 orang penting yang sekarang difungsikan sebagai sekolahan. Maka, kalo kita berkunjung ke Intramuros, datanglah pada jam pulang sekolahan. Dijamin, kita bakal nemuin beribu pinay wokeh dan pinoy2 separoh asia separoh eropa berjejal-jejal dijalanan sambil makan baso stik babi...... yucks!!!!

Benny sempat mengajak buat naik keatas tembok Intramuros yang difungsikan sebagai Benteng mata2. Disana ada meriam yang masih terawat. Dari atas kita juga bisa melihat Bangunan bekas penjajah yang sekarang berfungsi sebagai walikota, persis gedung sate di bandung tapi dengan menara semacam jam berkubah dengan lonceng ditengahnya. Sedangkan kalo kita melihat kebawah, maka yang ada bukanlah taman bunga atau semacamnya, tapi justru lapangan golf modern. Pemandangan yang kalo aku bilang cukup aneh di bangunan se-bersejarah Intramuros. Ada sekitar 1 jam kita putar2 disana, yang kemudian di langsirkan Benny menuju Fort Santiago.









Intramuros ke Fort Santiago bisa sambil guling2 atau sambil koprol trus bilang WOW.... kikikikk....

Fort Santiago sendiri masih berada di lingkungan Intramuros. Dulunya, Fort Santiago adalah bentengnya Rajah Sulaiman. Rajah Sulaiman itu adalah Raja bangsa melayu jaman dulu. Sebelum Portugis datang, nama Fort Santiago adalah Maynilad yang kemudian dipakai sampai sekarang menjadi nama ibukota Filipina. (Teeeet.... lama2 gw jadi guru sejarah juga nih...)

Banyak sebenarnya yang mau diceritakan tentang Intramuros dan Fort Santiago.... tapi... biarlah gambar2 berikut yang bercerita.





Puas keliling tempat bersejarah, Benny ngajak cari oleh2. Awalnya kita ke Chinatown-nya Manila...atau nama kerennya Quiapo (baca: kiapo) sebelum belanja, Benny nantangin aku makan Balut. Balut itu bukan belut, tapi telor ayam rebus yang isinya adalah anak ayam (embrio ayam setengah jadi) yang lagi kinyis2nya. Benny bilang, rasanya enak dan gurih + kreess kress kalo dikunyah... gak semengerikan keliatannya. Tapi, dari pada terjadi pertumpahan muntah dinegeri orang, gara2 makanan khas ala fear factor itu, aku pun milih nyerah dan janji bakal traktir Benny Halo-Halo nanti.....


Halo2... semacam es campur khas Filipina
 Di Quiapo, juga ada gereja terbesar yang pas kita datang lagi misa. Karena penasaran, akupun ngajak Benny masuk. Poto2 didalam sebentar (ditengah2 misa) terus keluar lagi... dan Benny bilang... it is my 5 minute being more religious..... i almost 1 month did not going to church,,,, (beuh,,,, masuk cuma poto2, kok dibilang 5 menit teralim..... )

Abis dari Quiapo, kita langsir lagi ke pasar souvenir yang harganya miring banget. Posisinya dibawah Fly Over. Sialnya, mulai dari sana, banyak barang yang kebawa.....

Menjelang jam 5, aku pun dapat sms dari Ayka, cewek Filipina yang pengen banget ketemu aku gara2 dia pernah ke Batam pas Study Tour di Singapura. Ayka lumayan bisa percakapan dasar Bahasa Indonesia. Karena selain dia tertarik belajar Bahasa, di kantornya juga ada beberapa orang Indonesia. Jadilah akhirnya kita ketemua di Mall yang namanya Greenbelt. Konon katanya.... Greenbelt itu Mall yang sambung menyambung menjadi satu... Mall dengan konsep taman yang jadi tempat kongkow pinoy after hours ini, kabarnya ditandai sampai dengan 5 tempat. Untungnya Ayka ngajak ketemuan di Greenbelt 3. Sekalinya ketemu, ini cewek menyenangkan banget... dan seruuuu,,, parasnya juga lumayan cantik. Ayka bela2in bawa oleh2 spesial khas Filipina kayak Polvoron, kue kacang sama coklat2 yang nyummy tapi halal. Habis sejam buat kongkow sama Ayka dan Benny. Ayka pun pamit karena mau ngejar Train buat pulang...


Dari Greenbelt, kita ngacir pake taksi (yang dibayarin Benny) ke SM Mall... Mall of Asia yang diklaim sebagai Mall paling besar di Asia. Mall ini punya salah satu orang terkaya di Filipina. yang pembangunannya diatas rawa2 tepi pantai. Di lantai atasnya, kita bisa lihat pemandangan ke arah laut yang bagus banget... tapi sayang, kami keburu gelap nyampe di SM Mall. Muterin SM Mall bikin pegel dan pastinya bikin kantong makin jebol.... menjelang malam, kita ngadem di pinggiran Manila Bay gak jauh dari SM Mall. disana lumayan rame. Ada kafe2, ada panggung musik, ada kios2 majalah yang cuek majang majalah nganu, ada orang2 pacaran yang cipokan sampe udah kayak bintang bokep. Aku cuma bisa mengurut dada ngeliat kelakuan anak muda Manila jaman sekarang.... (Nah,,,, emangnya lo siape corrrr...........)

Besok paginya, Aku gak lagi nginap di Where 2 Next Hostel di Malate. Benny bersedia nampung aku di flat nya di hari terakhir di Manila. Secara rumah Benny lumayan dekat dari terminal Pasay. Agak siangan, Benny nongol. Akupun pamit ke El yang kebetulan lagi di meja receptionist Hostel. Vicky lagi keluar katanya. Jadilah aku cuma titip salam aja sekalian pamit dan entah kapan ketemu 2 kakak beradik itu lagi...

Dari Malate, Benny ngajak kerumahnya naruh barang2. Tinggal sehari lagi aku menghirup aroma Manila. Rasanya kayak gak lagi liburan di luar negeri, karena Manila feels like home... atmosfirnya persis...... orang2 nya mirip...... ramah tamahnya juga bagus....



Tiba2 aku nyelutuk nanyain program Master Degree disana. Benny kemudian punya ide buat muter2 ke UP. University of Philippines yang juga tempat kuliah bang Christian Bautista juga KC Conception (Artis Filipina yang ikut nyanyi pembukaan SEA Games bareng Jaclyn dan Agnes Monica). Hampir semua Fakultas di perkenalkan Benny. Suasana UP persis UI di Depok. Puas keliling dan ngantongin beberapa info tentang beberapa fakultas, kami pun kembali kedunia Hura2.



Setengah jam kemudian, kami udah di Ayala Center di Makati. Ayala itu daerah bisnis di Manila. Poto2 sebentar, kita pun langsir cari makan. Lagi asik2 makan, beberapa teman Benny ngajak ketemuan. Jadilah kemudian aku kenal dengan pinoy2 lain yang kemudian aku kenal dengan nama Zandro dan Francis. Pas tau Benny lagi ngehost orang Indonesia, Temen2nya spontan ngajak ke karaoke. Benny bilang, lebih aman ngajak orang Indonesia ke Karaoke dari pada ke Disko. Soalnya, anak Jakarta terakhir yang datang ke Manila dan diajak ke Disko (Bar/Clubbing), pulang2 mabuk berat. Beda sama bule2 yang tahan mabuk karena udah biasa minum.

Jam 8 karoke pun mulai. Tadinya kita cuma booking 2 jam. Saking serunya, kita extend sampe 4 jam.... Kalap... semua lagu dinyanyiin. Kita karoekan pool-poolan... tau dong ya kalo orang Filipina suaranya bagus2. Gak ada istilah baling nada di mereka. Nyanyinya juga full improve dan gaya, bahkan Francis yang rada2 'cheersleader' sempet nyanyi lagu Britney Ooops I did it again plus koreo gila2an yang bikin kami semua ngakak... Sumpah itu malam karaoke terseru seumur2 yang ternyata juga di aminin sama Benny dkk. Mereka bilang mereka gak pernah karaoke seheboh dan sememalukan itu.... LOL

Sebenarnya Benny dan Zandro keliatan sedikit dizzy karena sempat minum 3 botol beer entah apa namanya itu, yang jelas rasanya kecut2 pait. Aku cuma malu2 sambil pesan jus Nanas..... Apa jadinya kalo aku dibawa clubbing ya... masa pesan jus Nanas juga... wakakakakakak.....

Subuh2.... Benny udah kayak Om2 diputusin pacar gelap dan dicampakkan istri tua... tampangnya udah kayak orang bingung karena masih kebawa mabuk tadi malam. Walaupun gitu, dia pun tetap nganterin aku ke terminal Pasay buat ke Clark. Padahal, Bus baru berangkat jam 8 pagi. Kita udah kayak sodara lama yang bakal pisah. Sayang kita sama2 cowok, jadi gak pake acara tangis2an dan peluk2an.... hahahahaha....... Benny bilang kapan2 bakal main ke Pekanbaru. Entah apa yang bakal dia liat di sini nanti... atau cuma basa basi aja....

Jam 8 teng Benny masih nugguin sambil cerita2. Bus pun datang dan penumpang disuruh masuk, aku pun pamitan dan sungguh pengen balik lagi nanti.... setelah drama dadah2an.... bus pun berangkat,,, persis berasa kayak anak kos yang lagi di lepas sama emaknya.. hahahaha.. lebay.....

2 jam, akhirnya nyampe lagi di Clark, Pampanga. Tempat dimana Airport yang bakal membawaku ke Kuala Lumpur buat kembali transit ke Pekanbaru. Bandara kecil ini mengingatkan 6 hari lalu waktu aku baru nyampe di sini dan buta banget soal Manila. Taunya, pulang2 aku udah punya sejuta cerita dan pengalaman yang bisa dikenang. Thats why i told you.... I Missed Manila..... And The People around....

Sampe sekarang Aku masih contact dengan geng Manila. Dan berjanji untuk balik lagi atau traveling bareng.... Betapa 6 hari disana sudah membuat Bahasa Inggris ku lumayan maju pesat.... once again.... Thas why i told you.... how i missed Manila.......

See you again in Manila on 2013....

The End......

Jumat, September 07, 2012

Bangkok Sabtu-Minggu

Mark terpekik histeris sambil bilang: " You are crazy!!!! What are you doing in Bangkok less than 24 hours??? " sambil terus menunjukkan ekspresi heran diatas mobil bus gratis yang membawa kami ke MBK.




MBK atau Mahboonkrong adalah tempat pertama di Bangkok yang kami kunjungi dengan tujuan makan malam. MBK kata Mark adalah Mall terbesar di Thailand, tempat dimana banyak anak muda Bangkok berkumpul. Gak ada yang special disana, kecuali Mall nya yang gede banget dan sambung-menyambung dengan Mall disebelahnya. Juga, Mall ini sering muncul di beberapa Film Thailand terkenal, kayak Suckseed.

Aku kenal Mark dari Benny, Host ku waktu di Manila. Mark adalah Mahasiswa Filipina yang sedang kuliah jurusan International Masters in Human Rights di Mahidol University, Thailand. Jadilah sepanjang jalan yang dia ceritakan tentang persamaan Hak dan pelanggaran HAM di ASEAN, untung gak pake nyinggung2 soal pelanggaran HAM di beberapa tempat di Indonesia. Satu tahun di Bangkok, udah lumayan ngebuat Mark bisa percakapan bahasa Thai sehari-hari, plus aksen dan dialek Thai yang kebanci2an itu.. hahaha...


Di MBK, aku udah wanti2 ke Mark buat cariin makanan halal dan khas Thailand, jadilah kami makan di semacam Food Court. Disana makanan halal dan non halal dipisah tempat jualnya. Cara bayar makannya juga lumayan unik. Kita musti beli semacam kupon, yang nantinya di tukarkan ketika memesan makanan di masing2 outletnya. Kuponnya seperti duit, tapi dengan nominal 1, 2, 5 atau 10, 25, 50 yang penggunaannya juga persis dengan uang, serta bisa di refund kalo masih bersisa. 

courtesy of josze.blogspot.com
Karena udah nyampe beneran di Bangkok, akupun tergoda buat nyobain Tom Yum aseli buatan Thailand. Tom Yum Aseli itu di sana namanya Tom Yum Kung (sama aja pun namanya ya..... ), isinya persis dengan Tom Yum di Indonesia: ada udang, baso ikan, cumi, batang serai, dan sedikit sayur entah apa namanya, ditambah wangi rempah yang aduhai dan daun jeruk yang segar...... tapi sayang, ekspektasi yang berlebihan di aroma, gak terbukti di rasa. Rasa Tom Yum nya sedikit berantakan di lidah aku... tapi, Mark bilang, rata2.... rasa Tom Yum memang kayak gitu di Thailand. Apalagi Mark bilang, entah kenapa Tom Yum yang di bikin di Indonesia emang lebih yummmmy, meski selalu pedas. Maybe, i'm not lucky yet....

thailand-travelonline.com
Puas makan, Mark ngebawa aku buat cari souvenir dan beberapa oleh2 di sana, jadilah kita ke tempat semacam pasar souvenir, karena disana banyak lapak yang jual macam2 souvenir mulai dari baju kaos bernuansa Bangkok dan Thailand, key chain, magnet kulkas, pin, sampe miniatur Budha atau Gajah putih kebanggaan mereka. Pokoknya, ini tempat bisa bikin kalap, untungnya aku bukan tipe pembobol dompet sejati, maka jadilah yang dibeli cuma baju kaos, key chain, miniatur budha, gajah2an, dan lain2.... (tolong jangan ditanya yang 'dan lain2' itu apa....)

Puas keliling belanja, gak kerasa udah jam 10 malam, yang artinya...... waktu buat balik ke hostel aku di Kaosan Road. Jalan dimana bejibun hostel dan tempat dimana banyak turis singgah dan rame se-rame2 nya kalo malam. Disana banyak Kafe, banyak yang jualan, dan banyak tempat massage ala Thai yang bertebaran, mulai dari yang kelas esek2 sampe kelas ecek2... ada yang Indoor dan ada juga yang bergelimpangan di teras atau pedestarian tokonya... dengan harga yang bervariasi... mulai dari 20ribuan Rupiah, sampe 250 ribuan. Mungkin tergantung tempat....... dan siapa yang mijit...

Emang sih, Bangkok udah dijadikan tempat yang turistik banget, tapi sayang.... seturis-turisnya Bangkok, mereka kurang banyak menggunakan Bahasa Inggris di Sign Board..... yang kemudian ngebuat aku bingung kalo mo kemana2, plus..... orang2 Bangkok kebanyakan gak bisa Bahasa Inggris, ngebuat kesan kalo Bangkok itu kota yang Ramah, tapi gak seramah keliatannya... (pendapat yang egotistical....)

Setelah ditinggal pisah Mark, jadilah aku luntang-lantung naik tuk2 di supiri abang2 berwajah separo China separo Jawa ke Kaosan. Malam itu Bangkok hujan gerimis (untungnya Benyamin S lahir di Jakarta, kalo lah dia lahir di Bangkok, pasti orang2 sana udah ribut nyanyiin 'eh ujan gerimis aje' dalam bahasa separoh Sansekerta,,, *hakss...) dan ngebuat perjalanan sekitar 15 menitan itu syahdu.... (ay ay.....iya pulak kata kelen  tuuuu). Bangkok lagi banjir2nya waktu itu, ada beberapa kawasan yang parah banjirnya, sampe mobil trontonpun bakal tenggelam separoh badan kalo lewat... dan banjirnya emang paling parah sepanjang masa...... itu sih kalo kata media2 sana. 

Di Hostel.... Ning, cewek owner hostel yang aku tumpangi baru selesai mandi. Katanya, dia kehujanan karena abis jalan2 dari luar. Hostel malam itu lumayan sepi, bule2 pada pijat plus2 kayaknya, karena cuaca mendukung... (*suudzooon ajaaaa... hahaha), Ning sambil nge- Hair Dryer rambutnya yang basah, basa basi ke aku. Dia nanya2 dari mana aja aku tadi, besok mau kemana aja. Dan sama seperti Mark, Ning juga kaget setengah mampus pas tau.... kalo aku yang baru nyampe jam 5 sore tadi, kudu balik besok siang ke Pekanbaru, itupun musti transit di LCCT sejam pula. Dengan kasihan, Ning akhirnya nawarin diri buat nyariin mobil carteran yang berangkat ke Suvarnabhumi 2 jam sebelum pesawat aku take off. Ning juga dengan baik hati bela2in minta diskon ke mereka. Sungguh, perasaan kasihan dan niat berbaik hati yang tulus.... walau sepele, tapi karena ceritanya ini aku lagi di luar negeri, dan gak kenal siapa sebelumnya Ning, jadi ngebuat aku mikir.... kalo kiamat ternyata masih bakal lama.... Soalnya, masih banyak orang2 baik di luar sana, bahkan dengan orang yang baru datang sore tadi di Negaranya dan bakal cabut besok siang entah kemana.... (terlepas dari Ning ngasih kesan yang baik secara dia Owner Hostel itu dan berharap buat aku rekom dia Hostel dia ke orang2...)

Puas cerita2 sama Ning yang Bahasa Inggrisnya lumayan lancar walau agak susah di mengerti karena dialek yang beda, hujan diluar pun reda. Akupun tergoda buat jalan2 ke luar, tentunya masih disekitaran Kaosan Road, Niatnya, cuman pengen ngeliat2 kehidupan malam di sekitar sana...... yang katanya makin malam, makin rame dan seru. Dan ternyata emang betul....


Sepanjang jalan, banyak yang jualan segala macam barang secara kaki lima. Ada tukang tato temporer,  yang buka lapak jongkok + majangin foto model2 tatoo idaman, ada penjual sosis babi goreng yang mungkin bau badan nya udah semerbak dan sebelas dua belas dengan aroma babi panggang, ada yang jual buah2 segar (catat... ini buah beneran!!! bukan buah yang lain yaaaaaa...), terusss... ada yang jual macam2 souvenir, sampe ada yang jual binatang peliharaan yang lucu2 kayak marmut, kelinci angora, atau anak ayam segala warna..... Orang2 pun beragam, China, Arab, Bule, Negro, semuanya komplit.... semuanya numplek di sepanjang jalan Kaosan yang rame itu, mereka tersebar dan terbagi di beberapa kafe, Panti Pijat, KFC, Burger King, sampe yang sibuk lalu lalang keluar masuk di 7eleven. Gak cuma itu, yang paling mengerikan dari itu semua adalah....... malam itu.... sehabis hujan..... berkeliaran lah banci-banci Thailand yang jendolan udah pindah dari selangkangan ke dada.... bahkan jakunnya pun gak keliatan lagi, mereka sebenarnya gampang dikenali kalo lagi ngomong... soalnya, suara ngebasnya kadang2 masih kedengaran...... nah, kalo mereka lagi berdiri ataupun kayang di tepi jalan, dijamin kita gak bakal  tau itu cewek apa kewec..... Satu lagi!!!!.... cara ngebedain seseorang yang diduga adalah seekor banci di Bangkok yaitu..... dengan menyuruh mereka 'split' dijalanan........ karena, kalo kita suruh dia split dan dia bisa... brarti kemungkinan besar dia adalah cewek tulen, atau banci yang tititnya masih utuh.... Soalnya, banci2 yang jendolan di selangkangannya, udah dibuang itu, dijamin gak bakalan bisa split......  karena pastinya itu mereka punya onderdil bisa hancur porak poranda sedemikian rupa, berantakan tak terkira...... (hahaahaha......astagaaanagaa.... namanya juga barang KW)

Besoknya....
Mengingat aku bakal di jemput sama mobil carteran dan di antar ke Airport sekitar jam 10 pagi, jadilah aku bela2in bangun pagi2 buta, buat sempat2in keliling..... minimal di sekitar Kaosan Road. Dari peta yang dikasi Ning, tempat terdekat yang bisa aku kunjungi di sana adalah Wat Phra Kaew Emerald Budha dan Grand Palace, bisa jalan kaki sekitar 5 menitan, atau ke Wat Arun yang ada diseberang sungai Chao Phraya. Jadilah dengan dibimbing Mark via SMS, aku pun berangkat dipagi  yang lumayan cerah itu ke Wat Phra Kaew Emerald Budha. Sayang,,,,,,, di sana aku cuma bisa ngintip2 aja dari luar, karena waktu itu gedungnya lagi di renovasi besar2an... jadilah dengan perasaan gundah gulana menahan kecewa, aku terusin jalan kaki lagi menuju Grand Palace. Grand Palace itu adalah istana raja yang gedenya ampun2an, dan aku sempat mutarin itu komplek,, cuman buat nyari pintu masuknya dimana... ini karena, lagi2 akibat petunjuk yang minim Bahasa Inggris,,,, dan yang paling parahnya.... ketika aku coba2 nanya ke Polisi yang kebetulan lagi patroli disekitar sana pake Bahasa Inggris yang sesopan mungkin, dijawab dengan antusias sama Polisinya dengan Bahasa Thailand yang lebih sopan lagi ditambah dialek mendayu dayu yang bagaimanapun dia mengucapkannya, kalo disuruh lebih milih mengerti atau mati, aku bakal lebih memilih mati pada saat itu, saking gilanya ngedengar jawaban Polisi itu yang aku sama sekali gak ngerti.... ataukah... sekurang turis-itu-kah aku ini, hingga seorang Polisi pun gak ngeh kalo aku ini bukan orang lokal.... udah cakep, pake kacamata hitam, plus celana pendek santai khas pelancong pula.... tetap masih dikira orang lokal... (*sokkece..sokoke)

Jadilah akhirnya, dengan menggunakan The Power of Sok Tau, aku pun meraba2 keberadaan pintu masuk Grand Palace dari Ilmu membaca peta tingkat Dewa, Dewa Iblis!!! Dan akhirnya... pintu masuk utama yang satu2nya dibuka itu pun ketemu, plus abang2 entah satpam entah tentara yang tegak dipos disebelah pintu sambil megang kemoceng... eh.... (*ngondek doonk...) megang apa ya,,,, lupaa....  naaah,,,, yang jelas... dengan pedenya aku langsung melenggang kangkung masuk itu Grand Palace tanpa pamit2 sama si abang.... (uh... babang..... hahaha....) yang tau2 dengan perkasanya langsung menghadang aku dan melarang masuk... WTF???!!! Kaget sih, soalnya yang lain pada lancar2 aja masuk... dengan sok cool, dia ngomong pake bahasa Thai yang agak macho tanpa kesan banci, dia ngomel sambil nunjuk2 selangkangan aku..... Anjriiiit......!!!! 
(*apa2 ini.......)  Eeeee... gak taunya aku gak dibolehin masuk gara2 pake celana pendek.... maka... pupuslah sudah ceritanya untuk masuk dan foto2 di dalam Grand Palace... dan ceritanya jadi pre-memory sampai di kunjungan ke Bangkok berikutnya... hehe..


Dari Grand Palace, aku pun melipir menyusuri jalan yang ujungnya ada di pasar yang separonya terendam banjir. Awalnya dipeta aku ngeliat ada semacam candi gitu diseberang sungai, langsir punya langsir, jadilah aku nyampe dipasar yang separo tenggelam itu di pinggir sungai, dan setelah ngeliat cara orang2 lain menyebrang ke seberang sungai Chao Phraya dimana ada Wat Arun disana, akupun mendekati mbak2 yang jual tiket buat nyebrang pake kapal pompong yang agak gedean itu. Sekali nyebrang di ganjar 10 bath atau cuma 3000an Rupiah.... ongkos yang murah banget ketimbang musti berenang menyebrangi itu Sungai, belum lagi bonus di makan buaya putih bermahkotakan delima merah di kepalanya... (buaya yang di incar Suzanna di pilemnya yang berjudul Ratu Buaya Putih...) *waduh...


Maka, jadilah aku menyebrangi Chao Phraya menuju Wat Arun yang dari kejauhan keliatan unik dan warna warni.... 

Chao Phraya adalah sungai utama di Thailand dengan panjang sekitar 372 kilometer. Sungai ini memiliki endapan aluvial yang rendah dan menyebar ke seluruh daratan Thailand. Aliran Chao Phraya berakhir di Teluk Thailand (wikipedia.red)

Wat Arun (bahasa Thai: วัดอรุณ, Candi Fajar) adalah candi Buddha (wat) yang terletak di distrik Bangkok Yai di Bangkok, Thailand, tepatnya di barat hulu sungai Chao Phraya. Nama panjang dari candi ini adalah Wat Arunratchawararam Ratchaworamahavihara (วัดอรุณราชวรารามราชวรมหาวิหาร). Wat Arun Rajwararam atau Temple of Dawn, diberi nama setelah Aruna, India God Dawn. Wat Arun dianggap salah satu yang paling terkenal dari banyak landmark di Thailand (wikipedia.red)

Gak banyak hal yang bisa di ungkapkan selain kagum dengan candi yang sedemikian rupa dilestarikan orang2 Thailand ini.  Walaupun juga karena Wat Arun adalah candi yang mungkin sampai sekarang masih jadi tempat sembahyang orang2 Bangkok. Kebukti turis2 yang berdatangan diwajibkan memakai pakaian yang sopan, minimal kita disuruh pake kain semacam sarung buat nutupin paha kebawah. Dan sekali lagi.... Wat Arun emang spektakuler, apalagi dari atasnya kita bisa ngeliat penampakan kota Bangkok yang aduhai, dan komplek Grand Palace yang bisa di intip dari seberang sungai. Dengan membayar karcis masuk yang cuma 50 Bath atau 15ribuan, dijamin bagi kita bakal ngerasa mendapat pengalaman yang luar biasa... (hanya bagi mereka yang bersyukur....)

Aku pribadi, waktu itu ngerasa sangat beruntung bisa menjelajah seiprit keindahan di Bangkok dalam waktu yang mepet,,,, dan berjanji suatu hari nanti aku bakal kembali lagi menjelajah Bangkok dengan waktu yang lebih mumpuni lagi,,,, 
tourism-of-thailand.com

Insiden Suvarnabhumi....
Terbuai dengan indahnya Wat Arun dan liukan Chao Phraya, ngebuat aku lupa waktu dan was2 bakal ditinggalin supir yang ngejemput di Hostelnya Ning buat ngantar ke Airport. Secara Kaosan Road sekitar 40 Menitan ke Bandara. Setibanya di Hostel, buru2lah aku beberes backpack yang tadinya isinya separo, kemudian melimpah-limpah dan beranak pinak jadi beberapa kantong hasil kekelapan di MBK dan Nite Market sepanjang Kaosan Road tadi malam. 

Tunggu punya tunggu, tiba2 datang lah abang2 berwajah Palembang-Jawa datang sambil ngomong entah apa ke aku yang lagi stand by bohay di lobi hostenya Ning. Ternyata, dialah 'babang-babang' supir yang sudah aku nantikan dan dambakan kedatangannya... (yuk,,, marreeeee.....)

Dan 30 menit diperjalanan pun dihiasi bunyi trung trang tang trung tung kruk kruk preet preeet..... dengan intonasi yang melambai-lambai.....

Nyampe di Suvarnabhumi, masih ada waktu 1 jam-an lagi sebelum boarding. Akupun masih terkagum-kagum dengan bandara yang gedenya ampun2an itu. Dari ujung keujung, bertebaran lah konter Airlines dari banyak negara, termasuk Airasia yang lumayan gampang dicari. Sayang, waktu itu konternya penuh karena nyampur dengan jadwal penerbangan lain. Jadilah antrian cek tiket dan boarding pass nya panjaaaaaaang banget.


Mengingat aku udah check-in online via website dan udah punya tiket fisik hasil print-an nya, dengan pede aku pun gak langsung antri buat cek tiket.... (ini adalah hal yang gak perlu dilakukan kalau kita berada di LCCT, karena setiap penumpang yang udah check-in online, dijamin bebas melenggang kangkung ke pesawat tanpa cek tiket dan pasport di konter AA. Gak tau kenapa di Suvarnabhumi gak sesimple LCCT...)

40 minute before take-off, aku udah berada diurutan 10 ngantri dikonter dan masih dengan PEDE-nya. Awalnya antrian berjalan lancar, gak taunya antrian jadi stuck di satu keluarga India yang bawa barang bejibun dan musti di masukin bagasi semua. Maka, terkangkang-kangkanglah mbak2 petugas bandara berwajah Amoy Asoy Geboy itu menimbang2 dan melakban-lakban travel bag dan tas2 mereka dengan selotip merah AA. Jadilah waktu terbuang 10 menit oleh mereka. Perasaan ketar-ketirpun muncul seketika seandainya aja dari 9 orang antrian didepan ada yang bikin wasting time..... dan bener, itu KEJADIAN!!!!!!!

Awalnya bapak2 China itu sendirian ngantri, ternyata giliran udah ke dekat konter  datanglah segerombolan keluarganya komplit yang juga minta dilayani, bahkan ada yang pake kursi roda segala. Maka, aku pikir tamatlah riwayatku di Bangkok saat itu dan keringat dinginpun mulai mengucur seiring waktu yang lagi running out...  Luckily.... mereka satu keluarga di pindahin ke konter lain dengan entah karena alasan apa, yang penting aku lega banget. Sesampainya aku di konter AA didepan mbak2 Amoy Asoy Geboy itu, waktu tinggal 20 Menit lagi sisanya. Lega..... 

Tapi, tiba2 mbak2 AA nya langsung ngomel pake dengan english yang tercadel2... "Wai al yu so leeet... yu syut bi hiyy wan awe befo boding taim... " dengan lugu aku jawab "I was here, but the queue are so slow......" yang lalu disambut dengan pelototan si Amoy. "den, nex taim yu syut be hiyy 2 ol tli awe befo !!!!!" aku diam, dia melotot lagi, aku senyum2, dia bolak-balik pasport, aku kentut, dia mati.... gak dink... aku menyeka keringat, diapun ngasi pasport dan tiketku yang udah dia cap sambil bilang.. " yu nid tu bi halli.. de plen wil be tek of soon, ai hop yu wel laki, go go go" katanya persis pembaca acara The Amazing Race. Dan aku pun ngacirrrrr...

You know what???? aku pun bingung nyari gate buat ke imigrasi.... tanya sana, tanya sini dengan panik yang lumayan diredam. Akhirnya loket imigrasi ketemu.... And you know what Again??? loket imigrasinya PE NUH....NUH.... NUH.... NUH..... dan antrian PAN JANG... JANG... JANG.... JAAAAAANG...... walau pun loketnya banyak, tapi dengan antrian sepanjang itu dan waktu yang tinggal 15 menit lagi (yang harusnya aku udah duduk manis dipesawat) aku musti menerima siksaan antrian panjang dan deraan perasaan dag-dig-dug yang mulai merosot ke HOPELESS..... *mama......akubakalngegembeldibangkooooookkkkkkk.........

Beruntungnyaaaaa..... imigrasi Thailand lancar banget (beda sama imigrasi di negara ANU yang suka curigaan nanya2 sama pasport Hijau......) 5 minit left.....

Dan 10 menit itu aku pakai buat lari2an nyari gate penerbangan ke KL.............

Lari-larian dengan ransel melimpah.......

Dengan tentengan ber-entah-entah........

Keringat dingin dan panas yang menggeraaaah.....

Daaaaan.....
Disambut dengan beberapa petugas AA yang siaga di simpang2 gate yang bantu nunjukkin gate sambil nanya2 mau kemana...... sekalinya aku bilang KL.... dia jawabnya..... "Hurry... Hurrry..... Run...... Run.......... " sumpah kayak adegan2 di Amazing Race.

Aimaaaak.... Sumpahlah..... itu gate rupanya diujuuuuuuuung beruuuungggg...... di ujung beneeeerrrr buuuuung,........ kaki rasanya mau copot lari2an.... bahu udah gak senonoh lagi bentuknya..... badan rasa mau tumbang... dan kepala mau copot...... itu beneran,,, capeeeeek.... deg degan,...... mau pingsan........

Rasanya kayak udah lari berkilo2... dan sumpah beneran ya... dengan kondisi luas Suvarnabhumi, aku rasa aku udah lari dari ujung keujung itu Bandara... saking jauhnya gate AA itu...

Dan lagi2 karena Tuhan Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang... Aku ternyata masih ditungguin sama petugas AA... mereka sempet aku dengar ngomong di handy talkienya bilang: 'the last passangers are here.... here.... ok... ok....' begitu.....

Di gate, aku masih di suruh lari2 lagi, soalnya pesawatnya gak dinaikin dari pintu Gate itu pake belalai kayak di beberapa Bandara lain, ternyata aku musti naik Shuttle Bus yang ngantar pesawat yang isinya udah penuh berisi 'rekan' satu tujuan yang menatap aku dengan berbagai pandangan seperti, heran, kesel, geram, pengen nampol, pengen mipisin, pengen jambak2. Gak ada satupun wajah bersahabat disana. 

Didalam Shuttle Bus, aku liat jam.... pas banget jam di tangan dengan jam di tiket..... 12.10.... dan aku bersyukur aku TEPAT WAKTU dan masih ditungguin... padahal harusnya (biasanya) pesawat jam segitu udah siap2 take off... (cobalah di Changi yang terkenal tepat waktu keberangkatannya...) disitu aku ngerasa Tuhan sayang sama aku... karena, kalo gak karena ijinnya, sudah dipastikan aku bakal ketinggalan itu pesawat hari itu....... TERIMAKASIH ALLAH......  

epilogue....
Aku sampai di LCCT tepat waktu.... dan kembali diburu2in naik pesawat ke PKU dengan jeda waktu 50 menit. Untungnya 20 menit sebelum jam ditiket aku udah di pesawat... lagi2 karena fasilitas check in yang bisa langsung naik kepesawat itu tanpa musti ke konter lagi.... And YOU KNOW WHAT AGAIN AND AGAIN??? pesawatnya berangkat lebih cepat 5 menit dari pada waktu ditiket... entah karena apa.... untungnya kejadiannya bukan di Bangkok...... 

dipotoin abang2 tuk2nya...
Add caption


melihat ke Grand Palace




loe

gue

END

Senin, Mei 28, 2012

Hong to the Kong...

Akhirnya pesawat bernomor AK 1342 itu landing dengan kurang mulus di Sultan Syarif Qasim II... persis pesawat2 domestik yang landing dengan horornya.....

Tas yang aku rasa beratnya lebih dari 7 kilo itu tetap dengan semangat ku taruh dibelakang punggung.. menandakan banyak 'hal' didalamnya yang 'terbawa' entah bagaimana... stempel kedatangan pun kembali di capkan dengan kasar dan penuh nafsu oleh petugas imigrasi...


8 jam sebelumnya....

Pagi ini agak berbeda dengan 2 pagi sebelumnya.... tidur kurang jadi salah satu penyebab pagi ini menjadi lain...
Setelah landing manis di LCCT tadi malam jam 10.30 waktu Kuala Lumpur, aku pun bergegas menuju konter Express Rail Link, salah satu moda transportasi yang belum sempat aku coba setiap tiba di LCCT menuju tengah kota Kuala Lumpur. Tiket seharga RM 12.5 pun pindah ketangan ku seiring pindahnya lembaran Ringgit ke tangan kasir di konter berwarna dominan ungu itu... Selain belum pernah nyoba, mengejar waktu tiba di KL Sentral juga jadi alasan ku menggunakan Shuttle Bus & Train Transfer ini. Kabarnya, bisa hemat waktu hingga 20 menit buat bisa sampai dibanding dengan bus transit lainnya semisal Aerobus yang harganya RM 8.00...

Awalnya aku pikir, dari LCCT kita bakal dibawa ke KLIA yang berjarak 15 Menit buat transfer, taunya... semua penumpang diturunkan di terminal salak tinggi, terminal baru buat kereta cepat ini yang sepinya 11/12 sama kebun sawit... (ya iyaaalaaah.... wong terminalnya dikelilingi kebun sawit.... bodaaat) tapi, gak cuma terminalnya aja yang sepi, penumpangnya pun gak rame... gak tau apa karena pada banyak yang naik shuttle bus lain yang lebih murah, atau apa karena transportasi ini kurang promo dan agak mahal.... gak tau nanti deh.... apa mereka bakal bertahan, atau justru bakal nurunin harga biar penumpang pada mau naik kereta mereka,,,

Sayangnya, Express Rail Link ini cuman merk nya aja yang Express.... gak berbanding lurus dengan namanya, keretanya justru jalan tertatih2.... persis kereta pelesir yang lagi pamer pemandangan alam... ini boro2 pemandangan alam..... sejauh mata memandang.... yang diliat cuma kebun sawit dari kegelapan..... syukur2 gak ngeliat pocong atau kuntilanak lagi main kasti disana,,,,, huft...

Sampai di KL Sentral, udah jam 12 malam kurang 5 menit... artinya, aku cuma punya waktu 5 menit buat menuhin janji ke receptionnya POD's Backpacker, dimana di bookingannya aku tulis waktu kedatangan tepat jam 00.00...  artinya, si reception hostel bakal nungguin calon guestnya pada waktu yang udah di tentukan... mengingat di luar negeri jam karet itu gak berlaku, aku pun dengan tergesa2 tingkat dewa sibuk nanya sana nanya sini lokasi si hostel....
Dan 20 Menit kemudian, POD's Backpacker pun keliatan... dan seperti yang udah aku duga, pintu hostelnya udah dikunci..... dan gak keliatan ada tanda2 orang nunggu dari dalam.... SHIT!!!!
BB gak ada pulsa, HP mati dan hostel udah DP.... plus badan capek banget.... ngebuat mood turun drastis kayak lagi main roller coaster.... plek!!! Tapi, ya namanya orang Indonesia gak mau rugi.... aku pun dengan semangat 45 mikir bak Mac Gyver mikir gimana caranya biar tetap masuk ke hostel sialan itu... setidaknya, si reception nunggu kek.... atau apaaaaa gitu..... biar calon guestnya gak luntang lantung....
Entah udah berapa ribu kali bel yang ada di pintu luar aku pencet, tentunya dengan harapan pintunya kebuka, sampai akhirnya aku berada dititik jenuh,,,,, dan berencana buat congkel ini pintu hostel..... sayaaang... ada CCTV... kan gak lucu... ntar dideportasi (setelah sebelumnya di siksa dulu) karena disangka mau maling dinegeri orang.... yang maling siapaaaaaaa coba...
NB: Alasan terbesar aku memilih hostel ini karena lokasinya yang dekat banget 'dilihat dari peta' dengan KL Sentral... padahal aku lebih milih Bukit Bintang buat stay, tapi takut gak ada transportasi lagi kesana selain taksi yang pastinya masang tarif miring sinting.... secara itu malam minggu dan mustinya di Bukit Bintang macet... cet... ceeetttt.....

Tapi, sebelum niat congkel mencongkel hostel itu terlaksana..... seseorang yang aku sangka adalah si receptionist hostel, keluar dengan tampang kayak abis coli..... beuh,,,, dan nanyain... "are you the guest??" yang kemudian aku jawab dengan... "menurut looooo??" tapi dalam hati saja.... dan setelah nunjukin print-an booking, malam pun dimulai........ walau letih.....tidur tak selesaaaa lah... sebab, die punye room kecik sangat dan tiade air conn pulak...... tak patuuuut........

Bangun pagi... KL sentral pun disasar menuju Batu Caves.. satu tempat yang baru aja dibangun 'stesyen' Komuternya... Yap... I went to Batu Caves for last trip while transit....

Batu Caves sendiri sebenarnya Bukit kapur yang didalamnya ada beberapa gua, yang kemudian dijadikan tempat ibadah oleh orang2 Hindu Kuala Lumpur... Orang2 Hindu yang juga adalah komunitas India disana mendirikan Kuil yang didedikasikan untuk Dewa Murugan. Didalamnya juga ada beberapa arca yang dikasi warna persis di gambar2 dalam rumah Shahrukh Khan... (Hoiiii.... Shahrukh Khan tu musliiiim taooook..... percaya lak kelen tuuuuu) untuk menuju keatas kuil itu.... kita kudu menapak di 272 anak tangga yang akan menjamin kita ngap2 alias ngos2an bahkan ketika belum sampai diatasnya..... Disarankan, buat kalian yang berniat ke Batu Caves dan suka keliyengan atau ayan... sebaiknya cukup berfoto aja dari bawah, di depan patung Dewa Murugan yang megah dan mengkilap... entah berapa banyak braso nanti yang dibeli pemerintah Malaysia buat bikin itu patung kinclong lagi... secara patungnya cuma dicat pake tinta berwarna emas.... Soalnya, diatas sana gak ada yang spesial, selain kuil2 yang kurang dirawat (walau masih dipakai sembahyang) dan puncaknya yang bolong dan bisa menatap langit,,, selebihnya cuma ada monyet yang pipis dimana2,,, yang baunya bikin pesing itu gua,,, sejujurnya, Indonesia punya banyak gua yang lebih keren dari pada itu.... maka... lets googling for it...!!!



8 jam sebelum ketibaan di LCCT....



Cita2 berfoto di Tian Tan Budha akhirnya kesampaian, padahal..... awalnya, ke Hong Kong itu salah satu tujuannya ya belanja di Mongkok (weeeee.... sok kayaaaa) atau main judi di Macau (mustahiiiil.............. duit dari manaaa??? udah dibilang... sok kayaaaaaaa....) dan salah satu hal yang bikin keinginan buat ke Ngong Ping di Pulau Lantau itu dan berfoto di depan Big Budha adalah karena patung itu hampir kena meteor (alien) di film Battleship... sungguh keinginan yang kurang bisa dibanggakan.....


Pagi Sabtu itu cerah..... pagi yang disyukuri setelah pagi sebelumnya hujan mengguyur Hong Kong dengan awetnya.... Pagi ini patut disyukuri karena dengan cerahnya bakalan membuat hari terakhir di Hong Kong ini jadi hari yang spesial.... Bangun jam 8.00 pagi waktu Hong Kong itu sejujurnya adalah prestasi... secara di Indonesia, jam segitu masih jam 7.00 pagi... yang artinya to earlier to wake up on weekend.... Rencana ke Ngong Ping yang seyogyanya kemarin, dilancarkan hari ini, sebelumnya.... aku dan 2 teman (dalam trip Hong Kong ini) buru2in buat balik lagi ke Tsim Sha Tsui dan foto2 di Victoria Bay dan Avenue of Star... padahal, malam setelah mendaratnya kita di HKIA (Hong Kong International Airport) tujuan pertama setelah check in di Worldwide Hostel adalah tempat ini, dan emang.... view malam bagusssssss bangeeeet..... tapi karena belum puas, kita masih pengen nikmatin Victoria Bay yang jadi landmark Hong Kong di pagi hari.... and its also amaayyyyyziiing..... yes... it was!!!!


Sempat 1 jam di sana dan masih belum puas dengan pemandangan gedung2 tinggi khas Hong Kong.... kita pun kembali menyusuri bawah tanah Hong Kong... dari MTR Tsim Sha Tsui (MTR System dengan jalur merah) transit di Admiralty (MTR jalur biru Hong Kong Island jurusan Chai Wan) untuk selanjutnya ke Causeway Bay dimana Hostel ke 2 kami selama di Hong Kong berada dan perjalanannya diganjar HK$ 9.90 (Kaliin aja Rp 1.200). Dan tepat diatas stasiun kereta api bawah tanah ini, Hostel kami berada.... sungguh perjalanan melintasi pulau yang singkat, dan ajaibnya dibawah tanah, melintasi Selat Victoria...


Setelah Check Out, kita ambil MTR ke Central dari Causeway Bay buat transit ke Tung Chung (MTR jalur kuning) berhubung ini agak jauh dan melintasi 4 wilayah pulau, yaitu Hong Kong Island, New Territories, Tsing Yi, dan tentunya Lantau Island membuat kartu sakti Octopus Card di debet HK$ 24.2..... Nyampe di Tung Chung, perjalanan ke Big Budha masih panjang, sepanjang kabel yang terbentang sebagai jalur buat Cable Car dari Tung Chung ke Ngong Ping Village, tempat dimana Budha Raksasa itu bersemayam.... Ongkos PP gondola ini sekitar HK$ 125, kalau mau nikmatin suasana yang beda, kita juga bisa pilih Crystal Cabin seharga HK$ 188 dengan kelebihan yaitu lantainya kaca tebal tembus pandang.... pasti seru... sayang mahal.... (Backpacker kere has spoken...) Lebih kurang 25 menit (setelah ngantri hampir 1 jam) akhirnya dari kejauhan samar2... karena ketutupan kabut, kelihatan lah sosok sang Tian Tan Budha.... jauh di puncak bukit.... jadilah karena waktu yang gak banyak, secara itu nyampenya aja disana udah jam 2 siang dan sementara pesawat buat pulang ke Kuala Lumpur jam 6 sore, maka kurang dari setengah jam keliling2 disana, kita pun balik lagi menjajal Cable Car kebanggan orang Hong Kong itu... akumulasi perjalanan naik Cable Car dan ngantri, jadilah kita nyampe lagi di Tung Chung jam setengah 4 Sore... Sumpah itu adalah jam2 paling menyesakkan didada karena mikir panik takut telat nyampe bandara akibat jalur MTR yang putar balik padahal dekat.... dan tanya punya tanya plus liat2 sign board, akhirnya kita nemuin alternatif lain buat ke Airport dari Tung Chung yang dekat... bahkan dari Cable Car tadi keliatan..... yaitu dengan Shuttle Bus.... (dan beruntungnya itu bus gratis tis tis tiiiiisssss....) walau tadinya belagak nge-scan si Octopus Card pas masuk bus..... jadilah jam 4 kurang 15 menit kita nyampe di bandara dengan perasaan bahagia serta lega yang luar biasa.......


8 Jam sebelum bangun tidur di Hostel ke 2 (Wangfat Hostel Causeway Bay)....

Ternyata.... 8 jam sebelum jam  8 pagi itu adalah jam 12 malam... maka ceritanya mundur ke 8 jam sebelumnya lagi.....


8 Jam sebelum jam 12 malam....
Hayoo.... jam berapaaaa....??? Yap betuuul... jam 4 Sore.... kita waktu itu jam segini lagi di The Peak...... The Peak atau yang juga disebut Victoria Peak adalah tempat yang kudu dan harus di kunjungi kalo ke Hong Kong... kenapaaaaa??? karena kita bakal bisa ngeliat pemandangan yang wokeeeeeeeeeeh banget dari atasnya... yaitu Hong Kong dari sisi Kowloon dan Hongkong Island.... ini tempat yang kalo dibilang Mickael, bule Prancis yang tinggal di Hong Kong yang kebetulan kenal waktu di Singapura itu Greaaat.... Awesome Place and you will love it, Rico.... i guarantee you..... dan sungguh.... pemandangannya emang spektakuler..... walau waktu itu agak ketutupan kabut karena Hong Kong yang hujan sehari suntuk...... ini pun pas kita ke The Peak maksain setelah dari pagi berharap Hong Kong bakal cerah... dan masih dalam keadaan gerimis pas kita menyusuri blok demi blok di Tsim Sha Tsui....
Perjalan ke The Peak agak ribet untuk pemula di Hong Kong... karena menurut gugel... kita juga bisa naik Tram... secara seumur2 penasaran naik Tram... jadilah kami nyasar naik Tramnya sampai ke Happy Valley... untungnya ada mbak2 berwajah Indo..... (berwajah Indonesia bangeeet maksudnya,,,) yang aku curigai adalah salah satu pekerja Indonesia di sini yang dengan baik hatinya mau nunjukin jalan ke The Peak... dengan bahasa Indonesia nya yang masih kental logat jawa, dia pun nunjukkin arah yang benar serta Tram yang benar menuju Peak Tram (Tram yang bakal di pake mendaki ke Bukit Victoria)

Walau masih sedikit nyasar dan sedikit gerimis..... akhirnya, berbekal peta dan berbekal tanya... kita pun sampe di stasiun Peak Tram yang di hargai HK$ 40 (Rp. 50.000-an Pulang pergi)..... Tergoda sama Sky Terrace (teras atas tempat ngeliat pemandangan spektakuler itu) dan juga penasaran sama Museum Madame Tussauds kita pun merogoh kocek dalam2..... hiksss..... (tapi sudah laaaaah..... udah di Hong Kong puuuuuun.....)
Alhasil... selain nemuin pemandangan yang spektakuler.... beberapa souvenir..... dan pota-poto sama kak enjelina joli, kak nikol kidmen, bang aron kwok... bang jeki chen... sampe bang elvis preslei.... kita pun balik lagi ke daratan naik Peak Tram yang bikin puyeng karena miring sampe 85 derajat sampe ngebuat gedung2 keliatan miring.... tapi sumpah... dari sedikit perjalanan ini.... pengalaman yang di dapat ruuuuarrrr biaaaassssa...... gak cuma bisa ngomong Hong Kong kalo lagi ngejekin orang (misal: A: aku ganteng ya.... B: ganteng dari Hong Kong...) tapi juga nanti bisa pamer.... emang dari HONG KOOOOONG gantengnya!!!!!!..... masssyaalaah buat loeeeeeee??? hahahaha.... *mulaigila


80 jam dari bangun untuk pertama kalinya di Hong Kong.....

Ini hari Minggu.... gak seperti weekend2 sebelumnya.... weekend ini rasanya lebih excited dan bikin deg2an.... pertama, weekdays setelahnya cuma 3 hari yang di pakai kerja,,,,, dan kedua..... long weekendnya adalah long weekend yang di tunggu2 dari 1 tahun lalu..... iyaaaaaaa... 1 tahun lalu.... sekitar mei 2011, bulan dimana aku nemuin jalan yang lumayan murah buat ke Hong Kong..... yeaaap... HOOOONGG to the KOOOOONG.....

Gak perlulah aku sebut seberapa murahnya.... tapi yang jelas, untuk ukuran ke Hong Kong, Airasia ngasih fare yang Alhamdulillah,,,, murceeee,,,, muraaaah cekaliii....... dan ini ngebuat 3 hari kerja ku gak nyenyak akibat terlalu bersemangat dan deg2an yang juga terlampau menjelang keberangkatan ke Hong Kong.... Akhirnya penantian panjang sudah didepan mata,,, persiapanpun lumayan matang... tiket udah ditangan,,, udah menjelma jadi borading pas via check in online.... Dollar Hong Kong udah ditangan, hostel udah di hunting dan udah di booking,,,, dan itenerary udah di browsing....... what an amayyziiinggg journey become true.............. so.... jadilah 17 mei pagi... pesawat terbang ke KL dan 17 siang melayang 4 jam ke Hong Kong.... yeaaah...... I went to Hong Kong already,,,,,,, yeaaaah.... i've been on Hong Kong pal....... *pamergigipegangdahigoyangkanankiri