Senin, Januari 07, 2013

Lanka..... Lanka..... Lanka..... (first chapter....)

2 hari sebelum keberangkatan, aku pamitan seperti biasanya. "Senin cuti ma, jadi Sabtu ini mau ke KL dulu....". Trus mama nyahut "mau kemana lagi?". "Sri Lanka" mama shock sambil bilang "Haah,,, Jangan lagi kesana... Kan disana sedang perang". Papa yang lagi asik2 makan ngebela "ndak... Udah lama damainya..... Berapa hari di Sri Lanka tu?". "4 hari, Minggu berangkat". Papa curiga " trus kemana lagi (sisa harinya)?" Aku bilang "Kamis transit di KL langsung ke Vietnam" dan reaksi papa adalah.... "Kok ke Vietnam..... Jangan... jangan.....Vietnam kan masih perang......" *akulangsungpingsan

Ayubowan means Selamat Datang.....

Setiap Traveling... aku selalu minta ijin dadakan... ini karena, tak lain dan tak bukan supaya bapak dan emak ku gak perlu mikir panjang buat ngasih ijin. Sebenarnya sih 99% bakal dikasih ijin. Tapi, kategori ngasih ijinnya itu bisa dibagi2 lagi, menjadi ijin doank dan ijin dengan embel2. Embel2 disini bisa titipan oleh2 atau titipan duit Milyaran yang musti aku habiskan pas traveling. Nah... berhubung aku bukan pemboros harta kekayaan keluarga sendiri, jadilah aku mengambil option untuk bilang dan minta ijin dekat2 hari kalau mau pelesir.

Sejujurnya sih, gak gitu2 amat ya.... minta ijin mendadak itu sebenarnya karena rentang waktu beli tiket dan waktu keberangkatannya bisa sampe satu tahun. Soalnya, aku selama ini selalu bergantung sama tiket promo AirAsia yang murahnya selangit dan seangkasa. Kan, gak lucu kalo aku minta ijin berangkat jalan2 nya setelah booking tiket alias 1 tahun sebelum keberangkatan. Jadilah makanya 2 atau 3 hari sebelum flight, aku baru bilang. Awal2 keluarga kaget dengan jalan2 mendadak ala ricodecoro ini. Tapi, berikutnya cuma direspon dengan kalimat: "Jalan2 lagi???". Atauuuu,, "Jalan2 teruuuuussss!!!!!" 

Ini adalah pelesir backpacking terlama ke dua setelah Manila (baca: Manila.. Oh.. Manila the Series) karena bakal menghabiskan cuti 5 hari dari jatah cuti yang cuma 7 akibat hak cuti yang 12 hari udah dipotong 5 hari cuti bersama (nasib company slave...). Dan sudah jauh2 hari pula tanggal keberangkatan ini aku dambakan, ditambah dengan perasaan nervous gila2an mulai dari H-10 sebelum keberangkatan. Nervous lebih karena persiapan yang minim karena info backpackingan ke Sri Lanka yang juga minim serta dalam trip ini bakal ada trip tambahan ke Vietnam yang tadinya gak masuk list. Jadi, aku musti punya dobel ittenerary yang berarti dobel gugling dan dobel hunting2. Itu sama seperti punya pe-er Matematika dan Fisika yang musti dikerjain sekaligus dalam semalam. Atau mirip seperti menghapal rantai Kimia sekaligus menghapal nama2 hewan dalam bahasa latin buat ulangan besok pagi. Menurut pengalaman jaman SMA, menghapal 2 ulangan mata pelajaran berat dalam satu malam itu sama artinya dengan makan nasi kucing trus minumnya baygon pake es. Mateeeek.... Maka dari itu, aku pun fokus lebih ke Sri Lanka ketimbang trip ke Ho Chi Minh City.
Inside Bandaranaike

Journey has starting.......
Seperti biasa, trip selalu bermuara di Pekanbaru.... aku berangkat hari Sabtu sore menuju LCCT Kuala Lumpur... Bandara yang tahun ini saja hampir 10 kali aku datangi... Saking seringnya, ketika nyampe di LCCT, seperti belum berasa diluar negeri.. (Cuih... sombongnyaaaaa........). Penerbangan menuju Colombo Sri Lanka kebetulan besoknya, yaitu hari Minggu jam 11 Siang. Itu artinya aku punya waktu sekitar 12 jam buat melipir pelesir ke tengah kota KL. Tadinya, Bukit Bintang adalah tujuan menginap sebelum kembali ke Bandara. Berhubung pengen suasana agak beda, jadilah aku dan seorang teman menginap di tunehotel di sekitar bandara. Hotel berkonsep murah meriah dan berapa pakai berapa bayar ini lumayan nyaman, apalagi dari jendela kamar kita bisa menyaksikan pesawat naik turun secara live 24 jam... tapi sayangnya, hari itu aku gak cukup beruntung. Soalnya, kamar yang aku pesan, jendelanya berhadapan persis dengan......... KEBUN SAWIT......

Lepas dari check in di tune, aku buru2 kembali lagi ke terminal LCCT. Bukan karena ada yang ketinggalan disana, tapi karena mau mengejar bus yang berangkat menuju tengah kota Kuala Lumpur. Tujuan utama sebenarnya Bukit Bintang. Kenapa Bukit Bintang, karena ada beberapa agenda yang musti aku lakukan di Bukit Bintang selagi transit ini. Agenda pertama adalah makan malam di Chee Meng, berikutnya adalah SHOPPING!!! (kenapa?? iri ya liat aku shopping di KL? haaa?? iriiii????)

Sejak pertama kali gak sengaja makan di Chee Meng maret 2012 lalu, aku jadi selalu pengen makan disana terus setiap kali ke KL. Menu andalan yang aku pesan setiap kesana adalah Nasi Ayam dan Limau Ais.... Simple!!!!

Seperti biasa, Aerobus berhenti di KL Sentral setelah keluar masuk jalan tol hampir 1 jam. Berhubung ke Bukit Bintang kudu pakai monorail, jadilah kita agak jalan keluar memutar dulu menuju stasiun monarail. Mungkin beberapa bulan lagi, jalan terusan dari terminal KL Sentral ke stasiun monorail bakal selesai dan menjadi lebih nyaman bagi pelancong yang dari KL perlu naik monorail ke beberapa tempat.

KL Sentral to Bukit Bintang ongkos nya RM 2.10 atau sekitar Rp. 6000an. 10 menit kemudiaaaan.... taraaaaaa..... sampailah kita di Bukit Bintang... yang dikenal sebagai tourist spot di Kuala Lumpur. Selain rame turis lalu lalang, Bukit Bintang juga dijejali banyak Mall dan Shopping Centre semisal Fahrenheitt, Pavilion, Sungei Wang, BB Plaza, Lot 10 atau Berjaya Times Square  yang berisi toko2 ternama luar negeri. Mulai dari Zara, Luis Vuitton, Uniqlo (brand populer asal jepang), Top Shop, Top Man, Dolce Gabbana, Gucci, H&M, Charles and Keith, Starbucks, Hush Puppies, Nixon and many more... (dibayar berapaaa guwe nyebutin merek2 ini coba.... hufft....)

Dan sayangnya, jalan di Bukit Bintang sedang ada konstruksi. Kabarnya bakal dibuat kereta api bawah tanah nanti disana. Let see beberapa tahun lagi...

Lepas turun dari monorail, kelihatan lah wajah Bukit Bintang yang elegan. Mall bertebaran disana sini. Mobil mewah lalu lalang. Orang sedunia lalu lalang. Jalur monorail membentang di awang2. Wajah kota yang modern dan penarik jutaan turis. I always love this city....

Dari sana... untuk ke Chee Meng, kita harus belok kiri sebelah sisi McD. Lalu terus jalan disisi jalan, sampai ketemu tempat makan sebelah kanan yang selalu ramai. Itulah Chee Meng.

Kenyang dan puas makan, aku langsung nerusin jalan ke Pavilion Mall buat belanja beberapa outfit. Setelah keliling beberapa tempat dan dapat satu Jacket dan sun glasses dari Uniqlo, celana panjang Chinos di Top Man, Celana pendek pantai dari Gap aku pun kembali ke tunehotel di LCCT Area buat istirahat karena pagi2 betul journey ke Sri Lanka bakal dimulai. (pamer belanjaan... *noraaaak....)

Sri Lanka.....
Malam di Malaysia itu selalu singkat, belum puas tidur tapi udah pagi aja. Untungnya pesawat ke Colombo di Reschedule Air Asia dari jam 8 pagi ke jam 12 siang. Jam 10 Pagi kita buru2 check out. dan siap2 melenggang ke terminal keberangkatan. LCCT pagi itu ramai. Lepas sarapan merangkap makan siang di McD, kami pun langsung ke ruang tunggu bandara. Menanti keberangkatan ke negeri yang entah bagaimana bentuknya disana....

3.50'' terbang melintas Sumatera dan Samudera Hindia. Akhirnya kami mendarat di Bandaranaike. Airport kebanggan warga Sri Lanka. Airport yang juga jadi tempat transit beberapa pesawat yang memberangkatkan jemaah haji. Keluar dari pesawat, langsunglah terlihat banyak hal yang biasanya cuma bisa dilihat di film2 india. Ada bule lalu lalang, orang keling yang mukanya ke India-indiaan, kakak2 pramugari yang pake sari dan perutnya keliatan.... ada yang langsing, tapi ada juga yang cuek dengan bodinya yang montok... hahaha... trus juga ada biksu berpakaian kuning kunyit berkepala botak jalan berkelompok. Juga ada rombongan turis yang sibuk berfoto2 sambil ngomong pake bahasa yang familiar tapi dengan kata2 yang aku gak ngerti. Salah satu dari mereka menyela aku dijalan minta fotoin dengan bahasa Inggris yang medok jawa. " Exkyus mi seer... wud yu tek awer pikcer??" katanya sambil nodongin kamera nya ke aku... "sure". jawabku mantap merasa gak dikenali sebagai orang Indonesia. Tapi tiba2 teman ku langsung nyalip omongan dan nanya ke mbak2 'inggris medok' itu "Orang Indonesia juga ya mbak" katanya... si mbak medok langsung kaget dan teriak ke rombongan "Oalaaaaah.... sa iki orang Indonesia juga reeek...." sambil cekikikan yang diikuti cekikikan yang lainnya secara berjamaah.
Cerita punya cerita, ternyata mereka adalah rombongan dosen dan mahasiswa dari Surabaya yang bakal ikut seminar di Colombo, tapi mau ke Negombo dulu jalan2, secara Negombo lebih dekat dari bandara dari pada Negombo. Singkat cerita, kami kenalan..... tau kami mau ke Colombo,  2 orang dari mereka ada yang nawarin tumpangan ke Colombo karena mereka gak jadi ikutan ke Negombo karena udah terlanjur minta jemput sama staff dari kedutaan besar Indonesia di Sri Lanka. Tanpa basa-basi dan gak menyia-nyiakan kesempatan tumpangan yang gak disangka2 itu. Tadinya sih sempat mikir, jauh2 ke Sri Lanka kok ya ketemu orang Indonesia juga.... taunya malah balik bersyukur banget ketemu mereka dan di tumpangi ke Colombo.... Itung2 hemat budget dan jaminan gak nyasar sampe di hostel dah pokoknya... So Lucky!!!

Akhirnya, mobil kedutaan besar Indonesia membawa kami dari Bandaranaike ke Colombo (gaya donk yaaaa.... di jemput secara kenegaraan sama kedutan besar Indonesia......... berasa pentiiiing gituuuu...) yang ternyata cukup jauh, hampir 1 jam 30 menit kami melintasi jalanan Sri Lanka yang berasa gak beda jauh kondisinya dengan jalan2 di kota Kabupaten di Indonesia. Jalanannya 2 lajur persis Indonesia dengan stir di kanan. Colombo sebagai Ibukota Negara Sri Lanka gak terlalu kelihatan metropolitan. Gak sesibuk Jakarta atau sesemrawut Manila, bahkan gak semegah Kuala Lumpur. Lebih kayak kota kabupaten yang baru berkembang. Gedung2 yang keliahatan nampak tua, ada beberapa yang baru, tapi dengan design yang sederhana. Ada ruko dimana2 yang jualannya persis dengan di negara kita. Toserba, toko bangunan, toko kain, bengkel mobil, toko spare part kendaraan berjubel bersisian sepanjang jalan. Bedanya, plang nama toko di tulis dengan tulisan keriting Sinhala ශ්‍රී ලංකාව dan Tamil இலங்கை.
Sampai ditengah kota Colombo, kami diajak sama supir kedubes buat singgah dulu ke kantor Kedutaan Indonesia yang juga merupakan kantor Kedutaan paling besar se Sri Lanka. Bahkan mengalahkan besarnya kedutaan Amerika Serikat. Konon, katanya Sri Lanka punya hubungan yang baik dengan Indonesia dari zaman dahulu kala.
Kami melewati jalan tepi pantai dengan pemandangan spektakuler. Dari jalanan, kita langsung bisa lihat pantai yang landai dan bersih yang di debur oleh ombak lautan India. Pemandangan spektakuler. Dari jalanan, kita bisa lihat bule2 sedang sunbathing cuma pake kolor dan kutang doank... persis kayak ikan asin lagi dijemur. Bergelimpangan. Pemandangan tepi pantai yang landai dari jalanan kayak gitu sebenarnya pernah aku lihat di Turki waktu ke Istanbul. Pemandangannya lebih spektakuler lagi karena pantainya di Turki putih bersih. Beda dengan pantai Sri Lanka yang tanahnya rata2 kecoklatan. Sayangnya di Turki waktu itu gak ada bule panggang bergelimpangan diatas pantai, soalnya cuaca di Istanbul waktu itu hampir 5 derajat. Beku ajaaaa tuh susu.... hahahahahahahahaha...

Menjelang sore, setelah tukar USD ke LKR yang dapatnya jadi banyak banget dan berasa kaya mendadak, kami pun dengan sopan minta diturunin di jalan aja dan berencana naik bajaj (atau tuk tuk sebutan sananya, persis sebutan di Bangkok). Beruntungnya, pak supir yang ngerti dan bisa sedikit bahasa Indonesia ini maksa buat nganterin kami ke hostel di daerah Mt. Lavinia. Kawasan tepi pantai yang bakal jadi tempat nginap kami semalam sembari merencanakan besok mau kemana. Gak pake lama dan nyasar, kami pun sampai didepan hostel yang ternyata adalah rumah bulatan mirip Villa tepi pantai dengan pagar Label kayu tinggi nan megah. Dengan harga nginap 70ribu Rupiah semalam, aku ngerasa beruntung banget bisa dapat tempat nginap tepi pantai dengan view spektakuler. Bahkan dari kamar kami di lantai 2, suara ombak dan aroma pantai kentara terasa. Seketika, aku langsung ngerasa, it's a reaaaallll realllllll reaaaalllll holidaaay........

Setelah menaruh backpack dikamar, kami pun segera meluncur sore itu ke must visit place di Colombo. Di list.... ada Pettah Market, kawasan yang disana ada Gangaramaya Budhist Temple. Sebelum ke Pettah, kita jalan dulu disekitar pantai di Mount Livina. Pantainya gak terlalu bagus, karena di Indonesia kita punya banyak pantai yang lebih bagus dari itu. Lucunya, dipantai banyak orang lokal yang celingak celinguk dan seperti tertarik dengan kehadiran kami. Ada yang senyum dari jauh, ada yang dadah2 gak jelas ke kami, ada yang nyapa2 sok kenal sambil bilang... Ni hao... Ni hao.... (Chinanya gw dimaaaneeeee cobeeeeee.... ) bahkan ada yang minta2 sedekah. Itulah anak2 kurang ajar dan kurang kerjaan di Sri Lanka. Mereka bergantian mengemis2 bilang 'im poor.... im hungry.... no mama.. no papa, give me some money' yang sama sekali gak aku gubris. Sepanjang jalan dia ngekor narik2 tas yang kemudian lama2 bikin aku emosi trus bilang 'im poor too... you know.... i dont have money (for you... my money for my holidaaaay!!!!) am a studeeeent.....' (ngomong gitu, tapi sambil terus jalan dan poto2 kayak turis kaya raya) si anak gembel (yang pura2 gembel) itu pun menyerah dan berhenti ngikutin..... eh, bukannya menghilang, malah dia bawa temen2nya segambreng dan sok sok-an manis minta foto bareng (padahal ujung2nya minta duitnya lebih sadis lagi pasti....). Keinget trik bodoh ini di serial Scam City di National Geographic Channel, aku langsung ngacir dari pantai dan pura2 sok kenal dengan orang lokal yang lagi bawa anaknya jalan. Dia keliatan bukan seperti orang miskin yang jelas. Dia juga keliatan terpelajar. Jadilah aku ngekor dia sampai gak diikutin anak2 gembel yang kalo kena sekali jepret bikin kantong jebol itu, belum lagi ancaman dari preman2 sana yang sok kenal sok dekat... beuuh... Si'terpelajar' itu ngenalin namanya, nama yang bagi orang Indonesia kayak aku ini susah buat mengingatnnya. Setelah gak diikutin lagi, barulah aku nanya ke si'terpelajar' bagaimana buat ke Pettah Market dan melihat Gangaramaya Temple. Dia pun dengan senang hati nganterin aku sampai di Bus yang menuju Gangaramaya Temple.


Dibus,,,,, aku sebangku dengan cewek Tamil yang lumayan cantik. Beruntungnya, cewek itu bisa dan mau ditanya2in macam2 (untungnya bukan mau diapa2in), tentunya dengan bahasa Inggris yang ke India2an. Fyi: Bahasa resmi orang2 Sri Lanka adalah Tamil dan Sinhala, tapi hampir semua orang Sri lanka bisa bahasa Inggris. Jadilah aku nanyain apa yang musti dikunjungi di Colombo, makanan apa yang enak dan khas, berapa lama ke Pettah Market. Hampir setengah jam kami menyusuri jalan kota Colombo yang padat, di bus yang full orang berwajah Tamil dan full musik bernuansa Hindi bangeeett....

Sampai di Pettah Market, si cewek nyuruh aku turun buru2 tepat disebuah danau yang sore itu tenang banget. Sore itu Colombo cerah berawan, aku malah sempat nemuin pelangi separuh lingkaran yang terbingkai di langit Colombo. Keren banget.... 

Taunya, lamat2 pelangi itu membawa hujan... pantesan kok cerah2 gini ada pelangi... taunya ada hujan dibalik pelanginya... kita pun ngacir ke Temple terbesar di kota Colombo itu yang kebetulan sore itu lagi ada upacara sembahyang.... Candinya sederhana dari luar... tapi didalamnya.... berjibunlah harta karun.... beribu-ribu patung Budha terpajang dari segala ukuran, dari bermacam2 material dan tentunya dengan beragam pose.... dan aku pun cuma terngangaaaa..... terngangaaa........ dan disana ternyata juga ada Stupa yang persis Borobudur punya....... Awesome.....


Pulang dari Gangaramaya, kita sewa tuk2 yang akhirnya bisa ditawar2... akhirnya sebelum ke hostel kita minta anterin dulu buat Sholat Isya dan Jamak Maghrib di Mesjid mirip kue lapis karena desainnya unik selang seling merah bata dan putih. Sayang, masjid Jami' Ul Alfar ini lagi dalam perbaikan dan tampak sedikit kotor... 

Pulang dari Pettah yang jaraknya berasa jauuuuuuhhhh banget dari Hostel, kita naik tuk2 dengan penawaran sengit..... setelah tawar menawar, akhirnya kami naik dengan ongkos LKR 150 atau sekitar Rp.12000-an (cukup murah untuk jarak yang jauh... ini didapat karena kebetulan supirnya muslim... jadilah kami bawa2 agama demi naik bajaj murah.... ampuuuunnn ya Allaaaaaaah...... tapi yang jelas abang2 bajajnya ikhlas koook...)

Sampai di Hostel, dikamar sudah ada Craig bule Inggris, 1 bule tua entah dari mana... terusss... ada Derek backpacker asal Filipina yang udah 2 Bulan keliling Sri Lanka dan besoknya mau ke India dan ada bule dari South Africa yang besok pagi mau ke Hongkong dan setelahnya berencana ke Indonesia. Mereka semua ramah dan semangat diajak cerita tentang pengalaman backpacking masing2. Derek yang paling enak diajak ngobrol, mungkin karena sama2 dari Asia, dia jadi yang lebih banyak ngasi masukan buat kita-kemana-besok dari pada yang lain. Derek bilang, mending besok pagi2 kami ke Kandy, keliling seharian dan besoknya bisa lanjut ke Dambulla-Sigiriya, terus balik pulang via Kurunegala menuju Negombo. Finally.... Ittenerary Derek buat kami yang cuma punya waktu singkat di Sri Lanka adalah pilihan terbaik yang bakal di uji coba besok hari...... dan tentunya tanpa mereka tahu,,, Besok pagi adalah my Birthday... la la la............ (Norak....)


second chapter....

9 komentar:

nopan mengatakan...

mantap perjalanannya. minta izinnya sama kayak aku, selalu mepet2 n kalo wisatanya antarpulau, baru izin pas udah di spot wisata. wkwkwk

Unknown mengatakan...

salam blogger yozi.... thx sudah visit dan komen,,

Unknown mengatakan...

hai nopan.... lebih parah lu ya... udah nyampe baru pamitan... besok2... setelah pulang jalan2 baru pamitan ya.... hahaha

Admin mengatakan...

Ke sr lnka pakai visa ga ya gan?

Unknown mengatakan...

hi agan fetry,,, pake gan... visa nya bisa di apply online dan bayar 20 usd... nanti dibandara kita dapat sticker visa on arrival....

willidarmawan mengatakan...

wah seru...

willidarmawan mengatakan...

wah seru...

willidarmawan mengatakan...

wah seru...

OpensTrip mengatakan...

keren...salam kenal ya