Setelah browsing berbulan-bulan
keluar masuk blog orang, maka di putuskan lah puncak dari trip lanka…
lanka…
lanka…. Ini adalaaaah…..
Sigiriya: The Lion Rock. Benteng dan istana batu kuno yang terletak di distrik Matale, Sri Lanka
yang dikelilingi oleh sisa reruntuhan kota kuno masa pemerintahan Raja Kassapa
I (477-495) ini merupakan satu dari tujuh Situs Warisan Dunia
UNESCO yang wajib
dikunjungi di Sri Lanka. (wiki). Karena hukumnya wajib, maka gak afdol kalo
udah ke Sri Lanka gak kesini.
|
Lion Rock, Sigiriya, Sri Lanka |
Informasi dari blog travel milik
mas
@hardi_ch, di
culinaryntravelmaniac.blogspot.com sangat membantu perjalanan
menyusuri kota demi kota di Sri Lanka. Setelah dari Kandy, Sigiriya bisa di
tempuh selama 3 jam menggunakan Bus. Jadilah kami dari Kandy terus ke
tengah-tengah pulau Sri Lanka menuju Dambulla untuk ke Sigiriya. Menurut info,
untuk ke Sigiriya sebaiknya kita menginap di Dambulla, karena Sigiriya sendiri
berada di tengah hutan yang aksesnya biasa ditempuh menggunakan kendaraan
semacam bajaj kesana.
Turun dari Bus, kami kembali
langsung diserbu oleh rombongan supir bajaj. Salah satunya oleh
Saman Nilanga
yang kemudian menawarkan
guest house
terdekat untuk kami singgahi. Mereka tahu betul tujuan kami pasti Sigiriya.
Maka setelah check in di Takeshi Inn, kami pun menawar sengit untuk diantar
pulang pergi dengan bajaj Saman. Saman, pemuda tamil yang kulitnya sumpah
coklat tua banget ini akhirnya mengalah dan mengantar kami dari
Dambulla ke
Sigiriya yang jaraknya lumayan jauh. Hampir sekitar 40 menit kami menyusuri
hutan karet, kebun-kebun sampai akhirnya dari kejauhan kami melihat seonggok
bukit batu yang tampak lain diantara bukit2 lainnya. Bukit batu itu terpahat
sedemikian rupa dan nampak sangat mencolok seolah2 kita bukan sedang berada di
bumi. Saman dengan bahasa Inggris malu2nya sempat menyebut Sigiriya sebagai
Alien’s Home. Sumpah, waktu itu aku
tiba2 percaya dengan apa yang dikatakan Saman.
|
Saman riding the bajaj, goes to Sigiriya |
|
what the...... pose | |
|
|
|
in front of the Lion Rock |
Akhirnya, batu aneh berukuran raksasa
dengan tinggi sekitar 200 meter itu terpampang jelas didepan mata. Ini salah
satu ketakjuban pribadi kedua setelah melihat langsung
Ka’bah. Batu raksasa itu
ternyata juga di sebut
Lion Rock atau Batu Singa. Awalnya aku heran, kenapa
batu itu disebut Batu Singa, mirip sama Singa aja kagak. Kemudian dengan
positive thinking, aku pun berfikir;
bisa jadi batu itu dulunya memang rumah para Singa.
Setelah menyewa seorang tour guide yang menyangka kami orang
Jepang lalu kemudian (pura2) shock
karena tau kami dari Indonesia (trik tour
guide basi), kami digiring ke loket pembelian tiket seharga $20 plus mini
dv yang berisi profil dari Lion’s Rock tersebut. Saman yang sudah serah terima
nyawa kami di tangan tour guide yang
kita sebut saja namanya Mr. Kumar bilang akan jemput kami di sisi seberang batu
3 jam lagi. Aku heran, kenapa ngeliat2 batu begini doank bisa sampai 3 jam. Eh…
ternyata eh ternyata mendaki si Batu Singa ini butuh waktu setidaknya 2 Jam
karena medan yang akan kita lalui terjal.
|
Mr. Kumar the guardian of the Lion Rock |
Mr. Kumar bilang akan ada
beberapa Pit Stop di Trip ini.
Pertama di Elephant Rock, lalu di Lion Rock dan berakhir di Cobra Rock.
Oke… Fine…. Lets Climb…. Climb…. And Climb…….. secara udah mahal2 beli tiket
dan sewa tour guide. Di pintu masuk
komplek Sigiriya, Mr. Kumar menjelaskan bekas pondasi yang merupakan kolam taman yang mereka sebut
‘ water garden’ yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak pernah kekeringan.
Di dalam kolam sempat ditemukan beberapa artefak dan kendi…. Oke… kita skip
cerita tentang kendi2an dan kawan2nya…. Alhasil, sampailah kami di gundukan
batu yang di sinyalir mirip dengan bentuk gajah. Voilaaa…. Sampailah kami di
Elephant Rock…..
|
Elephant Rock |
|
Di Pinggang Lion Rock |
|
lelah babang dek... :p |
|
Lukisan Selir2 topless di dinding gua |
Setelah mendaki lebih kurang 30
menit, kita akan menemukan beberapa lukisan perempuan bertelanjang dada yang
dipercaya adalah selir2 yang paling disayang raja. Namun beberapa lukisan rusak
dan nampak dihapus bagian wajah dan dadanya sejak masuknya agama Budha di Sri
Lanka. Terus keatas kita pun menjumpai apa yang disebut Lion Rock. Inilah
Lion Rock itu….
|
Sisa reruntuhan Lion Rock, Sigiriya |
|
oma dan opa bule yang tetap semangat |
Mr. Kumar bilang, dahulunya, kaki
ini merupakan kaki Singa yang di ukir sedemikian rupa dan para ahli percaya bahwa disana merupakan
tahta kerjaaan yang berbentuk singa lengkap dengan kepala yang sayangnya sudah
hancur di makan waktu sehingga menyisakan kakinya saja.
Terus keatas, kita tiba dipuncak
batu yang ternyata adalah reruntuhan istana raja, tempat raja dan ratu serta
selir2nya tinggal. Bayangin deh, rajanya buat istana di atas batu dengan
ketinggian 200 meter dari tanah. Entah gimana mereka dulu bangun istananya
disana secara dengan tangan kosong aja kita ngos2an mendaki keatas. Mr. Kumar
sempat berbisik dan bilang, bisa jadi dahulu kala dibawah itu dulu adalah
lautan dan mungkin mereka membangun istana pakai kapal, tentunya kapal yang
super besar. Diatas memang terlihat sisa bangunan dan pondasi. Mr. Kumar sibuk
menjelaskan dimana kamar raja, kamar selir dan ruangan meeting bla bla bla….
Sedangkan aku sibuk poto2. Sampai akhirnya Mr. Kumar sadar dan menawarkan diri
untuk mempotokan kami bahkan dia menyuruh pose ala2 ‘Flying Budha’… uwow
bangets lah pokoknya….
Siang itu tidak begitu terik.
Turis yang ikut dalam tur spektakuler tersebut kebanyakan bule eropa. Diantara
rombongan bule ada yang sudah berusia lanjut, tapi tetap semangat mendaki
Lion Rock yang terjal ini. Sungguh semangat yang patut di berikan applause
yang meriah… hehe….
|
Reruntuhan Istana di Puncak Lion Rock |
|
Going down is dead |
|
Flop!!!! |
|
200 meters...... |
2 jam mendaki terbayar dengan
indah, mungkin itu semua perasaan turis yang sudah jauh2 ke pedalamam Sri lanka
ini. Pegal, penat dan peluh menguap oleh sejuknya angin dari puncak Lion
Rock. Untuk turun, hanya dibutuhkan kurang lebih waktu 30 menit. Pemberhentian
terakhir adalah di Cobra Rock, Batu yang bagian atasnya melengkung seperti
kepala ular kobra.
|
Cobra Rock |
Tak terasa hari sudah sore, kami
pun kembali ke
guest house dan istirahat
untuk besok melanjutkan perjalanan ke Negombo.
Negombo adalah kota terakhir
yang akan kami kunjungi di Trip lanka… lanka… lanka… ini. Negombo merupakan
sebuah kota mayoritas berpenduduk Kristen dengan banyak peninggalan khas
Spanyol, yaitu gereja2 berarsitekur klasik khas Espana. Kami kembali menginap
di sebuah
guest house. Di Negombo,
harga kamar 2 x lipat dari harga2 kota sebelumnya. Mungkin karena Negombo
terletak berdekatan dari
Airport Bandaranaike, sehingga menjadi alternatif
para pelancong untuk
stay selain
Ibukota Sri Lanka di Colombo. Kamar kami berada di lantai 3 yang pemandangan di
balkonnya adalah laut lepas. Yes, kamar kami ada balkonnya walau ini adalah
guest house. Walau harganya agak mahal, namun fasilitasnya sudah mumpuni, kamar
mandi di dalam, ada air panas dan lagi2 ada kelambu. Sorenya kami berjalan kaki
keliling Negombo dan menyusuri pantai2 disana. Uniknya, pantai disini
berpasir kuning dan beombak sedang. Pantai
tetap dijaga kebersihannya karena ada mobil pembersih sampah lalu lalang.
Mobilnya tersebut menyapu pasir dan mengambil sampah sambil jalan.
Good Job Negombo!!!
|
Off to Negombo |
|
Kelambu, ciri khas hotel/ guest house di Sri Lanka |
|
Negombo from balcony |
|
Bersih-bersih pantai ala Sri Lanka |
|
Salah satu gereja di Negombo |
|
Departures Board |
|
Meals on Board |
Alhasil, sejauh ini Sri Lanka
adalah negara dengan petualang traveling yang berkesan dan unik. Entah mengapa,
aku merasa ada kedekatan emosional orang2 Sri Lanka dengan Indonesia. Bisa jadi
karena mayoritas Hindu Sri Lanka berkiblat ke
Candi Borobudur sebagai
peninggalan peradaban Hindu terbesar di dunia, atau mungkin karena banyak hal
berbau Indonesia disana seperti kuliner Indonesia yang diadaptasi disana
seperti Nasi Goreng yang tetap di tulis Nasi Goreng di menu restoran mereka,
atau bahkan karena kesamaan nasib pernah di terjang Tsunami yang sama beberapa
waktu lalu. Entahlah…. (end)
Bonus: (buat cewek2 jomblo)
|
Saman makan Nasi Goreng pake tangan loh... Aneh ya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar