"Apa rasanya jika sejarah kita berubah dalam sehari? Darah saya mendadak seperempat Tionghoa, Nenek saya seorang penjual roti, dan dia, Bersama kakek yang tidak saya kenal, Mewariskan anggota keluarga baru yang tidak pernah saya tahu: Madre.
kira2 gitu lah resensi cerita madre.... buku yang kalo aku bilang sih, adalah buku yang persis seperti filosopi kopi,,, isinya, kumpulan cerpen atau prosa-pros @deelestari. kalo filosopi kopi nyeritain bisnis kopi yang berkembang karena usaha dan kerja keras tapi sempat mati layu karena idealisme.... di madre yang juga sempat dibilang beberapa blogger sebagai filosopi 'roti' ini nyeritain gimana seorang tansen yang punya freedom idealisme justru terjun ke dunia yang dia ga pernah pikir dan harapkan... buka toko roti kuno berbekal madre, si biang roti yang diciptain neneknya 70 tahun lalu dan sempat hibernasi karena tan de bakker, kedai roti kepunyaan kakeknya (yang dia ga pernah kenal itu) sepi pelanggan...
betul juga sih kalo orang bilang madre itu filosopi roti-nya @deelestari, secara cerita yang 'dee' ceritain intinya tentang gimana idealisme, kreativitas ternyata bisa di padupadankan dengan modernisasi, dan justru bisa punya karakter unik di masyarakat. lain lagi kalo idealisme dipertahankan tanpa mau kompromi sama keadaan justru bakal bikin kita mati suri... ya gitulah kira2....
yang jelas madre karya @deelestari ini bagus banget kalo menurut aku... persis lah seperti karya-karya dia yang lain, yang emang cara bertuturnya ga bikin komplain otak tengah pas baca tiap katanya... tau tau ceritanya udah abis aja....
selain itu juga ada cerita lainnya kayak prosa yang judulnya 'rimba amniotik' dialog ibu sama jabang bayinya... juga ada 'have you ever...?' yang perlu 2 kali baca buat paham... sama cerita2 lain yang pastinya bikin kalian pecinta sastra menggelinjang senang....
bukunya juga udah dijual bebas... plus tanda tangan @deelestari untuk semua cetakan pertamanya... so, ga bakal rugi lah buat baca dan koleksi madre.... sumpah dah!!
5 komentar:
Hi Rico, makasih ya untuk review-nya. Lucu baca kata "menggelinjang" :))
Regards,
~ D ~
wow.... its a big honor mbak... si empunya madre langsung yang komen.... cihuuyy.....
ini baru namanya beneran menggelinjang senang....
tengah malam buta, ber blogwalking ria dan terdamparlah di blog ini, nice blog bg, suka ma review nya ^_^
hello nufa.... selamat ya... gak banyak loh yang beruntung bisa terdampar disini... tengah malam buta pula.... secara blog ini dikekola dengan setengah sadar... hahahaha...... thx yaaa..... blog kamu bagus banget loh..... aku udah baca2....
dipikir2, kurang lebih Dee menuliskan novel/cerpennya dalam suasana kemodernisan-idealisme-kreatifitasan yang akhirnya memiliki konflik ke arah: idealisme,khayalan,ketemporeran betapa bagusnya itu bisa usang dutelan zaman,maka agar semua itu dapat tetap berlangsung,Ia menawarkan modernisasi bagi keidealisan,seperti mengaduk ide lama dalam bungkus baru. Saya tangkap itu di Filosofi Kopi,Petir (dimana Elektra jadi sukses setelah tidak gaptek dgn dunia maya dan bikin warnet),Perahu Kertas (dimana idealisme bertubrukan dengan realisme) dan Madre? tentunya? (belum pernah baca),hehe. Dalam Putri,Kesatria and Bintang Jatuh saya menangkap bahwa Dee masih terkagum2 akan kekuatan dunia maya dan semangat ideologi sains-spiritualitas.I Guess :)
Posting Komentar